Rabu, 06 April 2016

Assalamu'alaikum wr. wb... :)))
Sudah lama vakum dari dunia tulis menulis di dunia maya, khususnya di blog. InsyaAllah akan mulai aktif lagi dalam beberapa bulan kedepan yaa.. ^^

Nantikan ^,^9

Wassalamu'alaikum wr.wb ... 

Kamis, 05 Desember 2013

KOPERASI SYARIAH SEBAGAI PENGGERAK RODA PEREKONOMIAN PEDAGANG KECIL



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang

                Kondisi masyarakat Indonesia yang masih kental dengan tradisi konvensionalnya, mulai tahun 1990 sedikit demi sedikit beranjak menuju pemikiran yang modern tanpa mengenyampingkan prinsip mencari peluang dan mendapatkan keuntungan, namun tetap berlandaskan pada prinsip Al-Qur’an dan Hadist. Berbeda dengan sistem perekonomian liberal, sosialis, maupun komunis, peranan ekonomi islam di Indonesia cukup kentara pada tahun 1990 s.d 1998. Pasalnya pada tahun tersebut, hanya perbankan yang menerapkan sistem-syariahlah yang terbukti mampu bertahan kala terjangan krisis moneter berkepanjangan terjadi. Perkembangan ekonomi islam di Indonesia dapat diketahui dari indikator meningkatnya kuantitas perbankan dengan prinsip syariah sebanyak 11 buah bank pada Mei 2011.(Statistik BI per Desember 2012)

            Berkaca pada keberhasilan yang dapat menyelamatkan perekonomian Indonesia kala itu, menunjukkan bahwa ekonomi islam terbukti memiliki potensi untuk  menegakkan kembali tombak perekonomian di negeri ini. Dengan jumlah pedagang kecil yang mendominasi angka pelaku ekonomi di Indonesia, koperasi syariah sangat berpotensi menciptakan kondisi yang sehat bagi para pedagang kecil tersebut untuk mengembangkan usahanya. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pedagang kecil di Pasar Blimbing Kota Malang yang mencapai 2225 orang. Membantu permodalan dan berbagai strategi lainnya yang merupakan inovasi baru bagi perekonomian Indonesia, koperasi syariah diharapkan mampu menjadi induk bagi lahirya gerakan ekonomi syariah di Indonesia.

1.1.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang diangkat dalam karya tulis ini yaitu:
1.  Bagaimana koperasi syariah dapat menggerakkan roda perekonomian pedagang kecil dengan membantu dengan pengembangan usaha?
2.   Apakah keunggulan yang dimiliki koperasi syariah sehingga memberikan keuntungan yang lebih dari pada lembaga ekonomi lainnya terutama dalam hal pemberian pinjaman modal kepada pedagang kecil?


1.2.    Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya tulis ini yaitu:
1.      Mendeskripsikan cara mengenalkan koperasi syariah kepada pedagang kecil yang masih awam.
2.      Membantu pedagang kecil untuk mengembangkan usahanya melalui koperasi syariah.


1.3.    Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diambil dalam penulisan karya tulis ini adalah dapat mengetahui seberapa besar keuntungan peminjaman modal yang dilakukan oleh koperasi syariah terhadap perkembangan usaha pedagang kecil. Sehingga lebih lanjut, karya tulis ini dapat menunjukkan keunggulan yang dimiliki koperasi syariah dalam membantu mengembangkan usaha pedagang. Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan sumbangan konseptual atau  teoritis yang bermanfaat bagi pengembangan sistem ekonomi syariah, serta praktik yang baik  dalam proses pengembangan usaha, khususnya untuk pedagang kecil. 






BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1.    Ekonomi Syariah
           
         Ekonomi syariah merupakan suatu ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang berpijak pada nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Berbeda dengan sistem ekonomi kapitalisme karena sistem ekonomi syariah tidak menganjurkan adanya eksploitasi sumber daya manusia (buruh) yang miskin, serta melarang memupuk kekayaan tanpa ada implikasi bermanfaat terhadap orang lain disekitarnya. Selain itu, ekonomi dalam kaca mata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah. (LDII, 2013, Pengertian Ekonomi Syariah http://ldiikendari.blogspot.com)

   
2.2.    Lembaga-Lembaga Ekonomi dan Koperasi Syariah

Berikut adalah tabel yang menggambarkan keunggulan masing-masing lembaga ekonomi.

Bank umum
Koperasi
Pegadaian
Bank umum menggunakan sistem riba dalam melakukan simpan pinjam. Bunga ditentukan oleh pihak bank saat awal transkasi akan berlangsung.
Koperasi menggunakan sistem kekeluargaan dalam memberikan pinjaman. Meskipun terdapat bunga dalam peminjaman, namun bunga tersebut lebih rendah daripada bunga pinjaman bank.
Pegadaian menggunakan sistem jaminan, dapat berupa barang bergerak atau barang berharga.
Bunga yang dibebankan bank umum dalam memberikan pinjaman berkisar 10%-13%.
Bunga yang dibebankan rata-rata 1-3 %.
Apabila nasabah tidak dapat melunasi hutang  saat jatuh tempo, barang jaminan akan dilelang.
Paradigma masyarakat awam tentang peminjaman bank yang selalu buruk sehingga masyarakat enggan meminjam modal di bank, serta banyak bank yang mengajukan persyaratan yang berbelit-belit.
Masyarakat lebih akrab dengan koperasi karena persyaratan yang diajukan tidak terlalu rumit untuk peminjaman modal karena diatur di AD/ART koperasi.
Masyarakat cenderung tidak memiliki jaminan barang berharga atau barang bergerak sebagai syarat jaminan dalam peminjaman modal.
Bank mempunyai motif mencari keuntungan yang besar.
Koperasi dengan prinsip kekeluargaan, salah satunya dalam hal peminjaman modal.
-



2.1.    Pedagang Kecil
           
2.3.1Usaha Kecil

             Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No.9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp1.000.000.000,00 per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,00 s.d Rp.500.000.000,00.

      Usaha kecil memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b.  Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00
c.  Milik Warga Negara Indonesia.
d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar.
e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

(Hendra, 2013, Usaha Kecil http://hendrausahakecil.blogspot.com/)

2.3.2        Roda Perekonomian Indonesia

         Roda perekonomian Indonesia pada tahun 2011 diperkirakan akan berjalan baik. Hal ini dapat dilihat dari faktor internal maupun eksternalnya. Krisis ekonomi global yang melanda Amerika Serikat dan negara-negara Eropa lainnya akan membawa keuntungan bagi perekonomian Indonesia jika dilihat dari faktor eksternal. Ditilik dari faktor internal, posisi sebagai negara dengan pasar terbesar keempat di dunia setelah China, Amerika, dan India membuka peluang yang sangat lebar bagi pergerakan pasar domestik. Selain itu, Indonesia juga diuntungkan dengan komposisi penduduk dimana 68% diantaranya adalah penduduk dalam usia
produktif. Jumlah populasi usia produktif yang besar bisa mendorong pertumbuhan
konsumsi yang signifikan.
         Untuk memaksimalkan seluruh potensi pembangunan ekonomi, Pemerintah melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau yang lebih dikenal MP3EI. Masterplan ini memuat rencana jangka menengah pembangunan Indonesia antara 2011-2025, sehingga pembangunan Indonesia lebih berkesinambungan dan holistic. Peluncuran MP3EI ini tidak lepas dari visi pembangunan ekonomi Indonesia yaitu “Mewujudkan masyarakat Indonesia yang Mandiri, maju, adil dan makmur,”.


(Rancangan Umum Program HIPMI 2014 http://hipmi.org/wp-ontent/uploads/2013/05/komisi_b.pdf)


BAB III
METODE PENULISAN


3.1.    Pendekatan Penulisan

Penulisan karya tulis ini menggunakan pendekatan deskriptif dan survei yang kami lakukan pada pedagang kecil di Pasar Blimbing, Kota Malang. Pemilihan pendekatan deskriptif ini diasumsikan sebagai sikap sebagian besar pedagang yang telah mengetahui seluk beluk perkoperasian, namun masih enggan menjadi anggota koperasi syariah karena beberapa hal. Selain itu, pendekatan deskriptif juga digunakan untuk memahami dan menganalisis koperasi sebagai lembaga syariah yang menggerakkan roda perekonomian para pedagang kecil dalam mengembangkan usahanya. Dalam pendeskripsian tersebut, kami langsung merujuk pada fakta dan data yang berada di lapangan, Pasar Blimbing, Kota Malang.

3.2.    Sasaran Penulisan

Karya tulis ini mengkaji tentang koperasi syariah sebagai salah satu lembaga ekonomi syariah yang mulai berlaku di kalangan pedagang kecil. Sasaran penulisan karya tulis ini adalah para pedagang kecil dengan modal kisaran Rp 0 s.d Rp 50.000.000,00 serta koperasi syariah sebagai penggerak roda perekonomian  para  pedagang kecil tersebut untuk mengembangkan usahanya.

3.3.    Sumber Kajian

Sumber kajian yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini antara lain data primer yang langsung kami gali dengan melakukan survei dan wawancara kepada pedagang kecil yang berada di Pasar Blimbing, Kota Malang, dan data sekunder yang kami dapatkan dari Kantor Pasar Blimbing, Kota Malang, serta beberapa data pendukung yang kami unduh dari internet.






BAB IV
PEMBAHASAN


   Koperasi syariah adalah koperasi yang bernapaskan islam dan  berlandaskan syariat islam yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadist, serta berpacu pada fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (untuk koperasi simpan pinjam) maka koperasi syariah tidak diperkenankan mengembangkan usaha yang di dalamnya terdapat unsur riba, masyir, dan gharar. Maka dari itu, koperasi syariah sangat menguntungkan bagi anggota dengan sistem bagi hasilnya yang anti riba.
  Berdasarkan data yang kami peroleh bahwa delapan dari sepuluh pedagang kecil di Pasar Blimbing, Kota Malang sangat berpotensi untuk berkembang jika didampingi dengan lembaga ekonomi yang memantau perkembangan usahanya. Akan menjadi sangat baik bila koperasi syariah bukan menjadi wacana saja untuk menggandeng para pedagang kecil mengembangkan usahanya. Upaya yang cukup efektif dilakukan adalah dengan mendirikan unit koperasi syariah di tengah pedagang kecil yang melakukan kegiatan ekonominya. Pasar tradisional merupakan salah satu dari sekian banyaknya area yang dapat di manfaatkan untuk membangun koperasi syariah.

Untuk mengetahui keadaan pedagang kecil yang sebenarnya, kami melakukan survei lapangan terhadap pedagang kecil di Pasar Belimbing, Kota Malang. Sembilan dari sepuluh pedagang mengalami permasalahan sulitnya mendapatkan modal pengembangan usaha. Sedangkan, keseluruhan dari data yang ada, menunjukkan bahwa permasalahan umumnya terletak pada daya beli masyarakat yang semakin menurun. Pedagang tersebut menyatakan bersedia beralih ke koperasi syariah dengan beberapa alasan antara lain:
a.       Hasil lebih menguntungkan
b.      Persyaratannya mudah
c.       Dana pinjaman cepat mencair
d.      Kinerja koperasi yang berdasarkan prinsip aslinya
            Alasan mudahnya para pedagang bersedia beralih ke koperasi syariah karena beberapa permasalahan yaitu:
a.      Tingginya bunga yang mencapai 50%
b.      Fakta tidak sesuai dengan pernyataan saat sosialisasi
   Dari data di atas, pedagang kecil di pasar-pasar tradisional tersebut sangat potensial untuk menjadi anggota koperasi syariah jika sosialisasi yang dilakukan pihak koperasi dapat menarik minat para pedagang. Salah satunya dengan cara mengadakan suatu event atau acara dalam rangka pendekatan kepada para pedagang kecil tersebut, seperti Jalan Sehat Bersama, Jumat Bersih, dan masih banyak lainnya.
   Secara otomatis koperasi syariah telah mendapat tempat di hati para pedagang kecil. Setelah kepercayaan itu muncul, dengan mudah koperasi syariah mendapatkan anggota dari kalangan pedagang kecil, sesuai ekspektasi. Namun juga penting untuk memperhatikan persyaratan yang ditetapkan untuk peminjaman modal bagi pedagang tersebut. Secara garis besar, terdapat tiga jenis pedagang kecil yang berada di pasar tradisional.
a.        Pedagang jenis bedak putih yang memiliki modal awal > Rp 100.000.000,00
b.      Pedagang jenis bedak kuning yang memiliki modal awal Rp 50.000.000,00 s.d Rp 100.000.000,00
c.       Pedagang dengan jenis bedak hijau yang memiliki modal awal < Rp 50.000.000,00
   Pedagang yang telah bergabung menjadi anggota koperasi syariah tersebut mendapatkan modal dan berbagai fasilitas lainnya. Pelatihan-pelatihan pengembangan usahapun mulai intensif dilakukan melalui jalan pengembangan usaha:
a.       Pedagang kecil penjual barang mendapatkan pelatihan tentang bagaimana cara mengolah keuangan dan teknik pemasaran yang menguntungkan, tidak memerlukan banyak biaya.
b.      Pedagang kecil penyedia jasa mendapatkan pelatihan tentang bagaimana cara memupuk keyakinan pelanggan, merawat peralatan dan perlengkapan untuk proses ekonominya, serta pengolahan keuangan yang baik.
     Pelatihan tersebut dapat dilakukan ketika pedagang yang meminjam modal mengambil, atau membayar dengan kredit modal yang dipinjamnya di koperasi syariah  tersebut. Pelatihan dapat langsung orang-perorangan atau petugas dengan kelompok pedagang. Metodenyapun beragam, dari penyampaian biasa secara lisan, hand-out, maupun studi kasus sejalan dengan kondisi yang dihadapi pedagang saat pelatihan berlangsung. 
           
            Koperasi syariah selalu mengawai dan menilai pertumbuhan dan perkembangan usaha pedagang kecil dengan memantau ketepatan pengembalian modal serta kesungguhan mengikuti pelatihan. Dengan ini koperasi juga memiliki jaminan bahwa modal yang diberikan kepada pedagang digunakan secara benar dan memperoleh hasil keuntungan yang dibagi sesuai kesepakatan di awal.
           
              Pedagang yang telah berhasil mengembangkan usahanya tersebut dapat mengelola usahanya sendiri, sehingga beberapa tahun mendatang diharapkan mampu bersaing di pasar bebas dengan basic yang telah diperoleh saat pelatihan.






BAB V
PENUTUP


5.1.    Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
Dengan koperasi syariah, pedagang kecil menemukan titik terang dalam hal peminjaman modal dan pengembaliannya, serta mendapatkan fasilitas berupa pelatihan intensif untuk pengembangan usaha yang melahirkan sifat kemandirian. Melalui koperasi syariah pedagang kecil disiapkan untuk memasuki pasar bebas beberapa tahun mendatang.


5.2.    Saran

Berkait dengan fenomena di atas, maka disarankan bagi:
1.      Pemerintah
Bahwa perlindungan terhadap status dan keberadaan koperasi syariah sangat berpengaruh pada indikator keberhasilan gerakan ekonomi syariah di Indonesia.
2.      Koperasi
Sosialisasi koperasi syariah dapat dilakukan menggunakan jejaring sosial seperti facebook maupun twitter, mengingat masyarakat yang konsumtif pada jejaring sosial. Koperasi juga bisa menambah cabang yang dekat dengan pasar karena dapat diakses dengan mudah oleh pedagang kecil.
3.      Pedagang kecil
Mengubah paradigma bahwa koperasi hanya untuk melipatgandakan bunga, yang malah membebani usaha, karena hal ini telah dibuktikan dengan adanya koperasi biasa maupun syariah yang berhasil menjalankan operasional.


LAMPIRAN



A. Berikut adalah beberapa foto kami dengan pedagang di Pasar Blimbing, Kota Malang.

1.      Bapak Arifin (Pedagang buah)

   

2.      Ibu Ayu (Pedagang sayuran)



3.      Bapak Ismail (Pedagang mainan)























4.      Bapak Subardi (Pedagang alat rumah tangga)


 

















5.      Ibu Zaenab (Pedagang jilbab)

 



















6.      Ibu Nurul (Pedagang pakaian)



7.      Ibu Yuli (Pedagang makanan kecil)

 


8.      Ibu Sumiah (Pedagang bawang dan cabai)

 


 9.      Ibu Jamilah (Pedagang alas kaki)




B. Berikut ini adalah data survei yang kami peroleh dari pedagang






























DAFTAR PUSTAKA

2.      LDII, 2013, Pengertian Ekonomi Syariah http://ldiikendari.blogspot.com

Kamis, 07 Maret 2013


Kekuatan Sebuah Anggapan
Oleh: Lusi Sulistyaningsih

Judul Film        : Goodbye Bafana
Production     : Thema Production
Durasi Film     :
±2 Jam 5 Menit
Sutradara        : Bille August


Pulau Hobben menjadi salah satu saksi bisu atas terjadinya Politik Apartheid di Afrika Selatan pada tahun 1968. Adalah Mr. Nelson Mandela seorang pemrakarsa yang terlibat langsung dalam adanya pelbagai macam tindak diskriminasi, terutama yang disebabkan oleh adanya stratifikasi etnis yang tidak dapat dihindari yang terjadi pada masa itu. Dimensi sejarah juga mendukung Teori yang dikemukakan oleh Donald L. Noel bahwa etnosentrisme menjadi salah satu penyebab utama adanya stratifikasi etnis di suatu daerah yang sama, Afrika Selatan.
Sama seperti yang telah dikemukakan oleh Soerjono Soekanto bahwa adanya kesadaran dan faktor pengikat yang sama bahwa sebagai warga kulit hitam yang sama-sama hak kebebasannya  di rampas oleh penduduk berkulit putih, memiliki struktur, kaidah, dan pola perilakuyang sama sebagai penduduk berkulit hitam yang tertindas, serta bersistem dan berproses yang telah mereka lalui, khususnya bagi para aktivis organisasi oposisi yang menginginkan adanya kesamaan hak sebagai warga Negara di Afrika Selatan.
Pada awalnya, kelompok kulit hitam sebagai penduduk pribumi di Afrika Selatan merasa tidak nyaman atas kedatangan kelompok kulit putih ke negaranya, terlebih kulit putih yang semakin menindas mereka setiap hari, baik dalam hal ekonomi, pendidikan, maupun politik, serta hak-hak mereka yang terampas seiring dengan kesewenang-wenangan kulit putih di negaranya. Hingga pada suatu ketika, saat para aktivis yang tergabung dalam organisasi ANC suatu organisasi oposisi di Lusaka membela dan memperjuangkan adanya persamaan hak di antara warga Afrika Selatan, sejak saat itulah muncul adanya pelbagai konflik dan persaingan antar kelompok kulit putih dan kulit hitam, para pemimpin organisasi-organisasi tersebut dipenjarakan dan diasingkan. Hal ini sesuai dengan teori Graham C. Kinloch yang mendefinisikan bahwa kelompok-kelompok sosial seperti mereka memiliki kriteria tersendiri. Kriteria fisiologis, yang didasarkan pada ciri fisik penduduk yang menetap di sana (Afrika Selatan), berdasarkan warna kulitnya sehingga lahirlah istilah penduduk kulit hitam dan kulit putih yang membatasi mereka. Perbedaan Budaya yang terjadi antara kelompok kulit putih dengan kulit hitam juga memicu timbulnya anggapan bahwa penduduk kulit putihlah yang lebih unggul di sana.
Penduduk kulit putih selalu menganggap bahwa orang kulit hitam adalah kelompok orang yang memiliki martabat yang rendah, gerombolan penjahat, penyebar komunis bahkan komplotan teroris. Ini bukanlah antagonisme atau antipati yang dapat diberantas dengan pendidikan, karena pada faktanya walaupun orang kulit putih yang berpendidikan setinggi apapun di sana tetap saja mengakui dan menganggap bahwa derajat hidup orang negro berada di bawahnya. Namun bukan pula stereotip yang kaku akan suatu kelompok ras dan budaya yag dianut tanpa membuktikan adanya kebenaran citra buruk tersebut. Tetapi hal ini merupakan cara kelompok kulit putih untuk mempertahankan hidupnya dan tinggal di negara asing milik orang lain dengan tujuan untuk menguasai tanpa mempunyai area atau wilayah Negara yang sah untuk ditinggali.
Pada masa itu pula dapat dikatakan sebagai adanya dominasi kulit putih terhadap kulit hitam yang murni untuk memperoleh dan mengeksploitasi sumber daya alamdan dilanjutkan dengan dominasi atas penduduk setempat. Terdapat sekitar 40 juta jiwa kulit hitam yang diperintah oleh 20 juta warga kulit putih. Sama seperti apa yang diungkapkan oleh banton bahwa terdapat pola hubungan antar kelompok pada suatu kelompok ras, yaitu kulit putih yang mendominasi penduduk pribumi untuk mengeksploitasi mineral, bank, industri, dan pelbagai kekayaan sumber daya alamnya yang kemudian dilanjutkandengan dominasi atas penduduk setempat. Lebih tepatnya adalah segregasi, seperti yang diunngkapkan oleh Kornblum bahwa pemisahan antara warga kulit putih dan kulit hitam pada masa Apartheid adalah suatu proses di mana dapat dilihat secara jelas bahwa adanya jurang pemisah antar kelompok mereka. 
Namun para penduduk kulit hitam tak tinggal diam melihat dan mengalami hal ini, mereka membentuk suatu kelompok oposisi yang menggerakkan massa untuk menolak adanya diskriminasi dan memperjuangkan hak-hak hidup mereka. Seperti organisasi ANC yang diketuai oleh Mandela namun karena Ia diasingkan di Pulau Robben, maka perjuangannya digantikan oleh putinya yang melakukan perlawanan bersenjata untuk memprakarsai lahirnya Afrika Selatan Baru yang terlepas dari adanya stratifikasi etnis yang berujung pada tindak diskriminasi di sana.
Pada akhirnya, setelah 20 tahun dipenjarakan karena memberotakdan melakukan segala macam perlawanan sebagai pimpinan pihak oposisi akhirnya Ia mempunyai kesempatan untuk memproklamirkan kemerdekaan orang negro sebagai warga Negara Afrika Selatan yang sah tanpa mengenal adanya pengelompokan pada tahun 1994, Nelson Mandela menjadi presiden pertama Afrika Selatan yang berasal dari golongan kaum kulit hitam. Rezim Apartheid telah berakhir di Afrika Selatan.
Sungguh hebat kekuatan sebuah anggapan yang bahkan terbawa hingga alam bawah sadar suatu kelompok terhadap kelompok lain sehingga menyebabkan timbulnya pelbagai alasan yang tidak rasional dan sukar untuk diberantas. Terlebih jika anggapan-anggapan itu telah mengakar pada benak masing-masing pribadi dan diturunkan kepada generasi-generasi penerus suatu bangsa.


Kamis, 06 Desember 2012



Tahi Sapi Hangatkan Persahabatan
 
Betapa senangnya aku setelah ujian akhir semester 1 berlalu, tak kulewatkan sedikitpun waktu yang ku punya untuk ku buat berkemas siap pulang ke rumah. Maklum ini adalah pengalaman pertamaku tinggal di asrama yang jauh dari orang tuaku dirumah selama sekitar 6 bulan lebih.

“Yee… Kurang dari 6 jam lagi aku akan tidur di kasurku yang  empuk ” teriak temanku Lia yang benar benar menginginkan untuk segera pulang. Ya, Lia  benar kurang dari 6 jam lagi setelah pelajaran hari terakhir ini berakhir , aku akan segera menyusuri jalan-jalan setapak yang berkelok-kelok untuk menuju rumahku tercinta.

“Pulang kapan? Jam berapa? Sama siapa? Hati-hati ya…” Huuh, kesal banget sama pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Apa sih urusan mereka? Memangnya mereka yang menanyakan hal-hal seperti itu mau ngasih kita duit buat ongkos pulang ?Pikirku dalam hati. Memang sih itu adalah contoh pertanyaan-pertanyaan yang menunjukkan perhatian seseorang kepada kita, tapi kebangetan kan kalo setiap satu menit sekali ada yang bertanya seperti itu. Malahan aku sempat berpikir lebih baik aku membuat sebuah tulisan di kertas yang berukuran super yang bertuliskan “ Aku, pulang hari ini, Jumat, Pukul 16.00, Bersama Orang Tuaku dijemput dari  asrama.” Jadi apabila ada seseorang yang menanyaiku dengan pertanyaan pertanyaan seperti itu, akan ku sodorkan kertas itu padanya. Tapi mana mungkin tega aku pada teman temanku, jadi ya sudahlah untuk membuat hati mereka senang, dengan berat, tapi senang hati aku menjawab semua pertanyaan-pertanyan mereka.

Bedanya kepulanganku ke rumah kali ini aku tidak dijemput ayahku setelah pulang langsung dari sekolah tapi ayahku menjemputku dari asrama. Aku sependapat dengan seluruh teman sekelasku, “Buat apa tetap diadakan pelajaran pada hari hari terakhir masuk sekolah seperti ini?, useless kan? Mendingan kita gunakan untuk packing di dorm untuk persiapan kita pulang ke rumah right?”. Memang sih, pelajaran hari terakhir sangat membosankan apalagi hari Jumat itu diisi pelajaran Sejarah, Matematika, Biologi dan yang terakhir sii monster Chemistry, Oh God.
“Kriing…Kriing…Kriing “  “Yee… Kediri.. I’am coming … ” teriak Amal teman sekelasku kegirangan. Dengan penuh semangat aku mengemasi buku-buku IGCSE tebal yang berserakan di atas mejaku lalu dengan khusyu’ aku berdoa untuk persiapan pulang ke asrama. “Oke, hati-hati di jalan ya Aghna !!! “ aku mengucapkan salam perpisahan pulang pada Aghna karena Ia pulang langsung dari sekolah.

Saat kira-kira 30 menit dalam bus sekolah yang mengantarkan aku dan teman-temanku pulang ke asrama, betapa terkejutnya aku ketika aku mendapati banyak temanku yang gagal pulang langsung dari sekolah, dan satu hal yang membuat aku semakin kesal, TAS RANSEL besar mereka.


Akhirnya aku dapat menghirup udara penuh O2 yang sejuk setelah turun dari bus merah itu. “Assalamu’alaikum…” teriakku masuk ke dalam kamarku. Tak ada seorang pun yang menjawab salam ku. “Kak O’a..Kak Claud? Elle…” Yahh..mereka sudah tertidur lelap. Kemudian aku segera bersiap packing karena kemarin malam aku tertidur. Setelah 1 jam mengemasi barang-banrang, aku bersiap pulang karena ayahku telah menungguiku di lobby asrama. “ Hati-hati ya deek..” kata Mbak Hanif. “ Ok, aku pulang dulu ya kak.. Assalamu’alaikum…” kataku “Wa”alaikum salam…” jawab semua kakak kamarku yang telah terbangun.

“ Assalamu’alaikum.. Ayo yah siapp…” setelah mencium tangan ayahku, segera aku naik sepeda motor Honda supra warna hitam ayahku. Dipikiranku hanya terlukiskan jalan pulang yang indah tanpa kemacetan dan hal lain yang mengganggu. Sialnya separuh jalan pulang tiba-tiba dari arah utara awan hitam tebal yang membawa hujan yang sangat deras mengarah ke jalan raya yang aku dan ayahku lewati. Alhasil, sampai di rumah aku dan ayahku basah kuyup di buatnya. Tapi untungnya ibuku telah menyiapkan air hangat untuk mandi. Dimana mana Ibu memang tahu kebutuhan dan keinginan anaknya termasuk suaminya. Setelah mandi air hangat, Ibu menyarankan agar aku segera beristirahat.


Keesokan harinya aku berpamitan pada Ibu untuk berjalan jalan pagi di  jalan setapak yang menanjak dan berkelok-kelok disebelah utara rumahku. Jalan itu mempunyai kenangan tersendiri bagiku dan sahabat kecilku Nanda, yang rumahnya tidak jauh dari  jalan setapak itu.

Tiba-tiba aku teringat kembali pada memoriku dua belas tahun yang lalu. Tepatnya hari minggu di tahun 2000, setelah aku diantar oleh Ibu untuk bermain di rumah Nanda pagi hari. Waktu itu masih tren sepeda roda dua dengan roda kecil tambahan di sampingnya. “Tya..ayo naik sepeda baruku, ada roda kecilnya lho.. Tapi kamu duduk di belakang ya, soalnya aku aja yang mboncengin kamu..” ajak Nanda padaku yang kemudian membuat aku  tertarik dengan ajakan sahabatku yang amat ku sayangi itu.

Lalu tanpa pikir panjang, aku segera lari menuju atas jalan setapak menikung yang lumayan sepi pada pagi hari dekat rumah Nanda yang telah aku dan Nanda setujui itu.    “ Tya..kamu siap belum?” Tanya Nanda padaku. “Bentar ya Nda.. masih ada sapi yang mau lewat nih” jawabku pada Nanda. Memang, jalan itu cukup strategis untuk dilalui penduduk desaku yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai peternak sapi untuk memandikan sapi-sapi miliknya di sungai di sebelah timur rumah Nanda.

Kemudian setelah peternak itu menggiring sapinya melewati jalan yang akan aku dan Nanda lewati, aku segera naik di atas sepeda baru roda empat milik Nanda itu. Nanda bertanya padaku sekali lagi, “Tya, kamu siap belum?” “Ok, berangkat!!!” teriakku penuh semangat pada Nanda. Segera Nanda mengayuh sepedanya menuruni jalan menanjak berliku dengan sekali kayuh putaran penuh dan “ Prak…Gdebuukkk ”


“Aduuh… Huhuhuhu…” rengekku dan  Nanda yang menangis  kesakitan. Masih dalam keadaan tersungkur di jalan menikung itu aku menyadari betapa bodohnya aku, mengapa dari awal tadi aku tak menanyakan apakah Nanda sahabatku, sudah bisa mengendarai sepeda roda dua atau belum. Kemudian Nanda berkata padaku “Tya, kamu ndak papa?” tanyanya polos padaku. “Huh, Nanda kenapa kamu nggak jujur aja kalo kamu masih ndak bisa naik sepeda?”, “Maaf Tya, aku hanya ingin cepat bisa mengendarai sepeda ini, jadi langsung saja aku membonceng mu.. Maaf ya Tya..” pinta Nanda kepadaku. “ Ya ya, tapi jangan di ulangi lagi ya?’’ Jawabku, “Oo.., jadi kamu mau aku boncengin lagi?” seru Nanda.

Sambil berdiri menaikkan sepeda Nanda yang jatuh dan membersihkan bajuku tiba-tiba “Nda, kamu bau sesuatu ndak?” tanyaku, “Ya baunya ndak enak kan? Uweeek” “Coba kamu berdiri Nda” pintaku pada Nanda, dan yak benar sekali, tepat persis seperti apa yang aku duga sebelumnya “T.T.Tahii Sappiii” teriakku dan Nanda yang hampir bersamaan. Kami langsung kaget dan tak dapat berkata apa-apa. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan saat itu, inginnya aku membersihkan tahi sapi yang melekat pada rok mungilku dan sebagian dari sepeda Nanda yang terjatuh itu. Segera aku membersihkan semua tahi yang bau itu dengan kedua tangan ku, alhasil tidak malah membaik tapi kedua tanganku yang penuh dengan tahi sapi yang busuk itu. Nanda pun juga begitu, Dia terkena tahi sapi lebih parah dari pada aku karena Ia berada di posisi yang paling depan.

“Nanda… gimana nih? Kamu yang harus tanggung jawab” kataku meminta pertanggung jawaban dari Nanda, karena tidak mungkin aku menyusuri jalan pulang kerumahku dengan baju yang kotor dan bau tahi sapi yang sangat memuakkan itu. “Kalo gitu, kita kerumahku aja, kita mandi di rumahku, tapi jangan bilang pada ibuku ya?” kata Nanda padaku “Ya, ya, yang penting kita ndak bau” gumamku.
Sesampainya dirumah Nanda dengan menuntun sepeda baru roda dua miliknya yang super  bau itu, aku dan Nanda langsung menyusup lewat pintu belakang rumah Nanda yang untungnya pada waktu itu tidak terkunci. “Ayo Tya, lepas bajumu dan kita mandi sama-sama” ajak Nanda padaku. Takut ketahuan Ibu Nanda, aku segera melepas bajuku dan mandi berdua bersamanya.

Akhirnya setelah lebih dari 30 menit di kamar mandi bersama Nanda, Ia mengajakku untuk memakai handuk dan keluar dari kamar mandi, mungkin Ia sudah merasa kedinginan karena udara Malang di pagi hari sangatlah membekukan tubuh. “Terus aku ndak mau pakai bajuku yang tadi Nda…kotor..” kataku pada Nanda. “Pakai punyaku saja! Aku punya dua rok yang warna nya sama, kembar lho! Ayo kita pakai sama-sama yuk “ ajak Nanda menawarkan bajunya padaku. “Aku yang ini ya?” usulku pada Nanda, dan Ia mengizinkanku.

Selama 20 menit aku dan Nanda membersihkan diri, kemudian dilanjutkan dengan mencuci sepeda mini Nanda yang baunya relatif  sangat tidak sedap  karena kena tahi sapi. Setelah semua usai, aku dan nanda menjemur sepeda itu, kemudian kembali masuk dalam rumah Nanda yang sepi, karena Ibu Nanda keluar untuk mendatangi arisan PKK bersama Ibuku juga dan ayahnya yang masih belum pulang dari tugas dinas di luar kota. Aku sangat suka sekali menonton TV dengan Nanda apalagi menonton film kesukaan kami, Film Chibi Maruko Chan yang selalu tayang di RCTI setiap hari Minggu pagi sampai siang.

Pukul 3 sore, aku terbangun dan masih tidak tersadar kalau sebelumnya aku bersama Nanda menonton TV berdua, aku melihat Ia yang tidur pulas di sampingku. “Nda..Bangun bangun….Udah sore aku pulang dulu ya..” pamitku pada Nanda yang masih belum 100% tersadar. Aku memang takut dimarahi Ibu karena terlalu lama bermain di rumah Nanda. Kemudian aku menyabet baju kotorku dan lari keluar rumah meninggalkan Nanda yang belum tersadar sepenuhnya. Setelah kira kira sepuluh langkah aku berlari menjauh dari rumah Nanda, aku tengok kembali rumahnya, dan kulihat ia membalas pamitku yang tadi “Ya, hati hati ya..maaf tadi aku juga ketiduran.. Sampai jumpa besok..” teriak Nanda padaku sambil melambai-lambaikan tangannya.

Sambil berlari pulang melewati jalan menikung setapak yang berkelok-kelok menuju rumahku, aku merasakan inilah indahnya dunia saat dimana aku dan sahabatku mengahbiskan waktu untuk bersama sama seharian lebih, tidak memikirkan PR, tugas, atau ulangan-ulangan.  Namun sayang sekali, kini Nanda telah memutuskan untuk ikut ayahnya yang bertugas di luar kota dan melanjutkan pendidikannya di Kota Blitar, dirumah Neneknya.


Jalan kecil setapak ini memberikan kesan bau tahi sapi memuakkan yang tak mungkin dapat kulupakan bersama sahabat kecilku Nanda. Meskipun kau tak disini lagi, aku yakin dan berharap kau akan kembali dengan kesuksesan yang telah kita peroleh dari hasil jerit payah yang kita lakukan saat ini dan menghabiskan hari bersamaku suatu hari nanti  yang aku tak tahu kapan masa itu tiba. Semua ada di Jalan setapak menikung yang berliku ini.